Sembulungan merupakan salah satu wilayah di kawasan TN Alas Purwo atau lebih tepatnya berada di wilayah Resort Sembulungan, SPTN Wilayah II Muncar. Sembulungan telah melewati beberapa zaman dari zaman Prasejarah, Kerajaan Majapahit-Blambangan, Penjajahan Kolonial Belanda-Jepang sehingga tidak aneh terdapat potensi yang menarik terutama potensi sejarah disana.
Potensi sejarah di Sembulungan berupa ditemukan 24 Bungker Jepang dengan 3 jenis bentuk Bungker yaitu Bungker dengan 1 ruangan, Bungker dengan 2 Ruangan dan Bungker dengan Multiruang. Pada kegiatan Revitalisasi Bungker tersebut hanya Bungker dengan multiruang tidak direvitalisasi mengingat bungker multi ruang yang ditemukan menyatu dengan goa karst alami yang menjadi habitat dari ribuan kelelawar. Selain Bungker juga terdapat 2 (dua) Meriam Jepang 1 berukuran kecil dan 1 meriam besar berukuran panjang 5 meter dan berat sekitar 4-5 Ton, pada bibir meriamnya tertulis Germany Esen Tahun 1900 yang diduga adalah tempat dan tahun pembuatannya. Besarnya meriam tersebut, membuat kami menyebutnya meriam terbesar yang ada di Indonesia. Selain itu terdapat Peninggalan Situs Mpu Supo yang merupakan pembuat Senjata pada Jaman Kerajaan Majapahit-Blambangan. Selain itu, terdapat Potensi Budaya yaitu Makam Gandrung yang menjadi tempat prosesi adat Petik Laut Muncar yang diadakan satu tahun sekali.
Workshop Napak Tilas Wisata Sejarah Sembulungan diadakan untuk mengenalkan dan mempublikasikan potensi sejarah sembulungan terhadap masyarakat terutama masyarakat sekitar kawasan TN Alas Purwo dan Instansi terkait seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banyuwangi, Dewan Kesenian Blambangan, Balai Pelestarian Cagar Budaya Mojokerto, Balai Arkeologi Yogyakarta, TNI dan Pengiat Budaya Banyuwangi. Dilakukan diskusi pada workshop tersebut, beberapa dari tamu undangan bercerita tentang Sembulungan untuk memperluas pustaka dan literasi tentang Sembulungan.
Penulis : Achmad Maulana (Pengendali Ekosistem Hutan, BTN Alas Purwo)
