ALAS PURWO BERSOLEK, SAMBUT PARA PELANCONG DAN KAUM PENELITI

Jalan berbatu dan bergelombang sudah tak tampak lagi, bangunan tua nan usang telah berganti modern dan kokoh. Alas Purwo terus merias diri agar tampil elok menyambut para pelancong dan kaum peneliti. Hal tersebut guna mewujudkan misi Alas Purwo yaitu “Meningkatkan kualitas pengelolaan dan pelayanan”, dan “Menjadikan TN Alas Purwo sebagai pusat edukasi bidang konservasi”.

Beberapa tahun belakangan ini, Alas Purwo sedang sibuk membenahi sarana prasarana pendukung pengelolaan kawasan terutama di bidang wisata, pendidikan, dan penelitian, mulai dari kantor balai, kantor seksi, bangunan resort, bangunan unit, hingga akses jalan dalam kawasan. Aktivitas yang dilakukan pun tidak hanya berupa aktivitas memperbaiki, tetapi juga aktivitas membangun, menata dan melengkapi.

Pembangunan infrastruktur di bidang wisata, dilakukan pada zona pemanfaatan, sesuai dengan fungsinya. Pembangunan infrastruktur di bidang pendidikan dan penelitian, ditujukan pada pembangunan dan penataan visitor center serta pembangunan sarana prasarana “ Wildlife Research Station”.

Perubahan penampilan Alas Purwo terlihat mulai dari bangunan visitor center yang ada di Kantor Seksi Wilayah I Tegaldlimo. Interiornya kini diubah menjadi lebih modern dan terang, menghilangkan kesan “seram”, yang lekat dengan nama Alas Purwo. Selain di Kantor Seksi Wilayah I, visitor center juga dibangun di pintu masuk Rowobendo dan Stail.

Hal lainnya yang berubah yaitu akses jalan masuk kawasan menjadi terlapisi aspal dan bebatuan (makadam), mulai dari Kantor Pasaranyar hingga Plengkung. Pembangunan dan pemeliharaan akses jalan ini, tidak hanya dilakukan sendiri oleh TN Alas Purwo, tetapi juga melibatkan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur dan Pemerintah Daerah Banyuwangi.

Dari Kantor Pasaranyar, pengunjung disuguhkan dua pilihan, belok kiri menuju Jatipapak dengan jalan bergelombang atau lurus menuju Rowobendo dengan jalan beraspal. Jatipapak menyuguhkan pemandangan hutan jati, dilengkapi dengan beberapa jenis mamalia dan burung yang mudah dijumpai di sekitar kantor. Kawasan ini juga dilengkapi dengan airstrip pesawat trike yang berfungsi sebagai sarana patroli udara. Tahun depan dengan pendanaan SBSN, Jatipapak akan tampak lebih cantik, karena akan dilengkapi dengan mangrove trail, camping ground, pondok peneliti, mushola, dan kantin.

Arah Rowobendo, samping kiri jalan tampak tegakan Jati tua kelas umur VI. Dihiasi dengan tegakan Mahoni yang eksotik, kini pintu masuk Rowobendo tampak lebih menarik, Gapura telah dicat ulang dengan warna yang lebih kontras, jalan telah teraspal selebar 6 m sampai pertigaan Trianggulasi. Pada akhir tahun 2018, bangunan kantor bersama dan visitor center Rowobendo telah berfungsi dan bangunan reyot Barak Polhut telah terbongkar.

Tak jauh dari Rowobendo, pengunjung dapat menikmati pemandangan khas pesisir putih yang indah sambil bercengkrama dengan keluarga atau teman di Pantai Trianggulasi. Hal baru yang dijumpai di Pantai ini adalah taman dan toilet, melengkapi pondok pandang yang terlebih dahulu dibangun pada tahun 2016. Sebelum ke Pantai, kita disuguhi oleh bangunan Sanggrahan. Bangunan tahun 90-an semi permanen ini, telah berubah menjadi megah dengan motif rumah osing yang dilengkapi areal parkir dan kafetaria.

Bagi pengunjung yang tertarik dengan konservasi satwa liar, bisa datang ke Sadengan atau Ngagelan. Sadengan yang awalnya dikondisikan sebagai tempat pengamatan Banteng, kini fungsinya ditambahkan sebagai “ Wildlife Research Station”. Fasilitas yang mulai dibangun pada tahun 2018 ini, nantinya akan dilengkapi dengan kantin, perpustakaan, dan juga wifi. Pembangunan dan perbaikan infrastruktur juga dilakukan di tempat konservasi Penyu secara semi alami, Ngagelan, mulai dari kantor, toilet, dapur, kandang penetasan, pemeliharaan Penyu, hingga instalasi air bersih.

Pemandangan khas pesisir ditambah hamparan mangrove di sepanjang Sungai Segara Anakan bisa pengunjung temukan di kawasan Bedul. Kawasan ini telah dilengkapi dengan toilet, gazebo, mushola, bahkan dermaganya pun kini telah diperbaiki, sehingga pengunjung bisa lebih nyaman dan aman.

Tidak sedikit dana yang dikeluarkan untuk membiayai pembangunan infrastruktur di TN Alas Purwo. Pembangunan yang dilakukan pada tahun 2018 saja telah menghabiskan anggaran sekitar 21,7 miliar. Jika ditambahkan dengan biaya pembangunan infrastruktur pada tahun 2017 dan 2019, jumlahnya menjadi hampir menembus angka 50 miliar. Menurut Sri Mulyani, Menteri Keuangan RI, pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah, bukan untuk mempertontonkan kemewahan melainkan sebagai salah satu bentuk investasi jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat demi tujuan nasional, yang manfaatnya dapat dirasakan dalam beberapa tahun ke depan.

.Alas Purwo tidak hanya berfungsi sebagai rumah singgah bagi manusia, tetapi juga menjadi rumah utama bagi satwa dan tumbuhan khas Pulau Jawa. Semoga dengan adanya pembangungan infrastruktur ini, tidak hanya meningkatkan kenyamanan bagi manusia tetapi juga dapat meningkatkan kelestarian satwa dan tumbuhan yang ada di TN Alas Purwo.
#KLHK#Taman Nasional Alas Purwo#Program kerja#Bikin Indonesia Maju

Penulis: Vera Tisnawati-Staf Balai TN Alas Purwo
Editor : Muhamad Wahyudi-Kepala Subbagian TU Balai TN Alas Purwo

Share this post