Rangkaian agenda World Surfing League hari ini tanggal 27 Mei 2022 adalah penanaman bibit Sawo kecik (Manilkara kauki) di Plengkung yang diikuti oleh peserta Kompetisi World Surfing League, Balai Taman Nasional Alas Purwo, Sungai Watch dan Yayasan Konservasi Indonesia. Penanaman dilakukan sebagai bukti kecintaan terhadap lingkungan dan kawasan hutan, mengingat event World Surfing League dilaksanakan di dalam kawasan konservasi Taman Nasional Alas Purwo.
Pemilihan jenis Sawo kecik (Manikara kauki) sebagai tumbuhan yang di tanam adalah jenis ini termasuk jenis tumbuhan asli di Taman Nasional Alas Purwo. Tumbuhan yang habitatnya hidup di pinggir pantai dan tanah berpasir, dapat tumbuh hingga mencapai 25 meter serta berdiameter satu meter. Selain itu, tumbuhan Sawo kecik memiliki buah yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai satwa di dalam kawasan, diantaranya oleh burung dan Monyet ekor panjang.
Lokasi penanaman adalah lokasi pertama kali dibangunnya Tree House oleh Mike Boyum, seorang peselancar senior yang menjadi salah satu peselancar awal yang menemukan potensi ombak di G-Land. Hal tersebut disebutkan dalam buku “The Chronicles of G-Land” yang ditulis oleh Dian Hadiani. Penanaman tersebut juga dimaksudkan untuk mengenang dan sebagai cikal bakal diadakannya turnamen International Sufring pro World Surfing League yang diinisiasi oleh pesurfer Profesional yang juga pernah diadakan di G-Land sebelumnya.
Selancar ombak di G-Land Taman Nasional Alas Purwo tidak hanya sekedar “good wave, surfing barrels, sunset and beer” tapi juga sangat berhubungan dengan konservasi dan perlindungan kawasan, pemberdayaan masyarakat, serta perputaran roda ekonomi.
Setelah penanaman, dilanjutkan dengan melakukan pembersihan sungai di sekitar kawasan Plengkung yang dipandu oleh tim Sungai Watch. Pembersihan sungai dari sampah adalah salah satu upaya kesadaran lingkungan aliran air dan sekitarnya. Sungai yang berada di kawasan Taman Nasional Alas Purwo dipengaruhi oleh pasang surut air laut, sehingga sampah yang terkumpul adalah banyak berasal dari sampah kiriman dari laut.
Acara dilanjutkan pembukaan kompetisi World Surfing League yang diikuti oleh sembilan Negara termasuk Indonesia yang terdiri dari 24 pesurfer laki-laki dan 12 pesurfer perempuan. Acara dibuka dengan tarian Gandrung kesenian khas Banyuwangi yang dihadiri oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Bapak Zainudin Amali dan Bupati Banyuwangi Ibu Ipuk Fiestiandani. Tamu dan para undangan yang hadir berasal dari berbagai negara dan lembaga yang turut memeriahkan event World Surfing League.
Selama acara berlangsung, pengamanan dilakukan oleh pihak Taman Nasional Alas Purwo yang dibantu oleh berbagai lini pengamanan diantaranya TNI, Polri, Satpol PP, dan Ormas Masyarakat. Sarana dan prasarana kesehatan juga turut menunjang kegiatan tersebut dengan disediakannya pos medis di Pancur dengan tenaga kesehatan dari Puskesmas sekitar. Tersedia pula layar besar yang disediakan untuk pengunjung mengikuti kegiatan World Surfing League di Pancur serta berbagai stan Usaha Mikro Kecil Menengah yang mendukung acara tersebut.